Memahami Langkah Kebijakan Bank Indonesia Menyesuaikan BI Rate Menjadi 5,75%
Memahami Langkah Kebijakan Bank Indonesia Menyesuaikan BI Rate Menjadi 5,75%-Dok-
Selanjutnya, apabila Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakannya, maka perbankan diharapkan juga turut menaikkan suku bunga pinjaman dan tabungannya. Ketika ini terjadi, maka pembiayaan dari perbankan menjadi kurang menarik bagi masyarakat karena suku bunga yang tinggi.
Bahkan dikhawatirkan masyarakat akan gagal membayar kewajibannya yang dapat memberikan dampak bagi perbankan. Namun, di sisi lain suku bunga tabungan yang tinggi cenderung akan menarik bagi masyarakat untuk menyimpan uangnya di perbankan baik dalam bentuk tabungan maupun deposito dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Bagaimana Dampak Penurunan BI Rate bagi Bangka Belitung?
Sebagaimana penjelasan di atas, dengan diturunkannya suku bunga kebijakan oleh Bank Indonesia diharapkan akan diikuti dengan penurunan suku bunga pinjaman dan tabungan oleh perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembiayaan oleh perbankan diharapkan akan lebih menarik bagi masyarakat untuk dimanfaatkan ke sektor produktif yakni investasi dan modal kerja baik untuk usaha maupun pengembangan usaha.
Dengan disalurkannya pembiayaan oleh perbankan ke sektor produktif diharapkan akan membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan konsumsi masyarakat dan sejalan dengan hal tersebut turut mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Triwulan III 2024 sebesar 0,13% (yoy). Mengalami tren perlambatan sejak Triwulan I 2024 dan bahkan lebih rendah dibandingan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan IV 2023 sebesar 4% (yoy).
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disebabkan oleh penurunan kinerja sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi yang berasal dari komoditas timah. Sementara itu, sektor lainnya dinilai belum cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang selama ini bertumpu pada komoditas timah.
Seiring dengan hal tersebut, inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024 sebesar 0,75% (yoy). Rendahnya inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejalan dengan kinerja TPID yang baik dalam menjaga ketersediaan bahan pangan sehingga inflasi yang bersumber dari bahan pangan dapat terjaga dengan stabil.