Ngerameng

Kamis 29 Feb 2024 - 20:13 WIB
Reporter : Ahamdi Sopyan
Editor : Syahril Sahidir

Anak-anak muda kita pun sudah kian susah membedakan mana arak mana teh kotak, mana, mana alcohol mana teh botol, mana susu kental manis mana ingus, mana yang jadi tuntunan dan mana yang sekedar jadi tontonan. 

Sekarang ini, hari-hari rakyat adalah hari-hari kesunyian dalam negara. Rakyat Indonesia sekarang dan yang akan datang sepertinya akan terasing di dalam rumah sejarahnya sendiri. Kita telah menciptakan penjara-penjara politik yang pengap, hukum yang njlimet dan bodoh, aparat yang bermental keparat, menyesakkan, mencambuki pungung saudara sendiri. Penjara-penjara ekonomi kian kotor, penjara-penjara kebudayaan yang wajahnya kian gemerlap tetapi membuat lubuk nuraninya lenyap ke ruang-ruang hampa tanpa makna dan kearifan. 

Manusia-manusia Indonesia (pejabat) saat ini telah menciptakan penjara-penjara sampai akhirnya rekayasa-rekayasa untuk mempertahankan eksistensi penjara-penjara itu menjelma menjadi penjara tersendiri yang lebih dahsyat  kungkungannya. Inilah titik nadir dari sebuah demokrasi yang kian “ngerameng” dan bodoh.

Selamat datang di negeri “ngerameng”. Kalau dulu hanya ada 4 jenis manusia yang “dimaafkan” dalam sikap ngerameng: (1) bayi atau anak kecil (2) orang tua yang sudah pikun (3) orang gila (4) orang yang sedang tidur (ngigau) atau orang yang kesurupan. Maka sekarang siapapun boleh “ngerameng”, semakin tinggi jabatanmu, semakin berbintang pundakmu, semakin populer dirimu, maka “ngerameng”-lah, mumpung orang “ngerameng” sedang dibutuhkan oleh negeri ini.

Ah, sudahlah! bicara soal demokrasi “ngerameng” ternyata saya sendiri pun begitu. Buktinya, tulisan saya ini juga termasuk dalam kategori tulisan “ngerameng”.

Salam Ngerameng!(*)

 

 

 

 

 

 

Kategori :

Terkait

Kamis 17 Oct 2024 - 21:26 WIB

Sandra Dewi & Aon

Kamis 10 Oct 2024 - 20:47 WIB

Filosofi Tanah & Perilaku Sosial

Kamis 03 Oct 2024 - 21:22 WIB

Lah Teliwat

Kamis 26 Sep 2024 - 21:46 WIB

Kotak (tidak) Kosong