Merasakan Geliat Indonesia Sentris di Kepulauan Pongok

Merasakan Geliat Indonesia Sentris di Kepulauan Pongok.-istimewa-

 

Kecamatan Kepulauan Pongok, menjadi salah satu kecamatan di Indonesia dengan lanskap biru-hijau. Terletak di tengah-tengah 'kepungan' birunya lautan, daerah ini memiliki sumber daya yang meliputi ruang lingkup kehidupan laut hayati (flora dan fauna), maupun non hayati. 

 

Tak heran, dengan latar belakang tersebut mayoritas penduduknya (95 persen) memilih nelayan sebagai profesi, dan sebagian besar roda perekonomian akan dimulai dari sektor ini. Namun, daratan kecamatan yang seluas 89,67 kilometer persegi, menyisakan potensi lain. 

 

Kecil memang, tak lebih dari 1 persennya saja, atau 25 hektare daratannya menganga sebuah penghijauan di pinggiran wilayah. Lahan yang bersumber dari bantuan optimasi lahan (oplah) itu dikelola menjadi sebuah bentangan sawah, berhias pematang sebagai penanda kepemilikan antar petani yang tergabung dalam dua kelompok tani, dan hanya berjumlah 30-an orang saja.

 

Namun, dari tangan-tangan mereka, dari sebuah keyakinan, serta kerja keras, sawah ini berimbas pada kecukupan, dan kesejahteraan warga. Mereka berani keluar pakem, keluar dari zona laut yang sudah menjadi sumber ekonomi. Kelompok ini berpikir untuk memenuhi kebutuhan kehidupan bermasyarakat di sana.

 

Negeri Bahari Terus Lestari 

 

Subsidi BBM melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) adalah langkah penting untuk mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Dengan SPBN di lokasi strategis, biaya bahan bakar menjadi lebih terjangkau, meningkatkan frekuensi melaut dan stabilitas harga ikan.

 

Kebijakan ini mendukung pendekatan Indonesia Sentris, memastikan pembangunan merata, termasuk di Pulau Pongok, di mana mayoritas penduduknya adalah nelayan. Hasilnya, kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat dan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional lebih optimal.

 

Tag
Share