Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Reporter: |

Editor: Budi Rahmad |

Minggu , 04 Aug 2024 - 17:11

C. Monita Ambarsari, S.E., Guru Ekonomi SMAN 1 Riau Silip-Dokumen Pribadi-

pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja                            memiliki lingkungan kerja yang sehat dan nyaman merupakan dambaan bagi setiap pekerja. karena lingkungan kerja yang nyaman menjadi penunjang dan penyemangat kerja, seperti memiliki rekan kerja yang saling mendukung satu sama lain, atasan yang bisa mengayomi pegawainya hingga tim kerja yang solid.
dalam lingkungan kerja yang serba kompetitif dan sering kali penuh dengan tekanan, masalah kesehatan mental menjadi semakin penting. kesehatan mental bukan hanya tentang ketenangan pikiran dan perasaan yang seimbang, tetapi juga mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan umum dalam lingkungan kerja. 
 
oleh c. monita ambarsari, s.e. (guru ekonomi sman 1 riau silip)
 
menjaga kesehatan mental sangat penting untuk menstabilkan perilaku, emosi, dan pikiran. namun sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak terorganisasi dengan baik serta banyak faktor yang berbahaya maka akan menimbulkan efek buruk bagi pekerja.
dapat dilihat bahwa menurunnya kualitas kesehatan mental dapat berakibat fatal bagi yang mengalaminya. selain itu, dampak lainnya adalah merasa kebingungan, cemas, atau kesal tanpa alasan yang jelas.
baca juga:mengasah nalar kritis melalui legal opinion
ketika seseorang sejahtera secara psikologis, sosial maupun emosional, maka bisa dikatakan bahwa individu tersebut memiliki mental yang sehat. mental yang sehat juga merupakan cikal bakal bagi diri kita untuk terus maju dan  berkembang. 
faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang saat berada di lingkungan kerja antara lain komunikasi dan sistem manajemen yang buruk, tujuan organisasi dan tugas-tugas yang kurang jelas, rendahnya dukungan antar pegawai, jam kerja yang terlalu mengikat sehingga mengganggu kehidupan pribadi, dan terbatasnya ruang berekspresi.
pentingnya kesehatan mental di lingkungan kerja akan berdampak  pada banyak hal. seseorang dengan kesehatan mental yang baik, cenderung lebih fokus, produktif, dan kreatif dalam menjalankan tugas-tugasnya. 
baca juga:tantangan: pendidikan karakter atasi krisis moral
kondisi kesehatan mental yang stabil memungkinkan seseorang untuk mengelola stress dengan lebih efektif dan tetap fokus pada pekerjaan yang harus dilakukan. 
contoh hal yang paling sederhana yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental adalah tersenyum. dengan memberikan senyuman di lingkungan kerja, menandakan bahwa kita memiliki mental yang sehat. setidaknya dengan tersenyum kita menjadi bahagia dan kita juga membuat orang bahagia. 
kita perlu menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja, caranya yaitu pertama, seimbangkan hidup dan pekerjaan dengan cara membuat pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi dua hal yang berbeda. 
kedua, berlatih berpikir dan memberikan afirmasi positif untuk diri sendiri. ketiga, kita harus membiasakan untuk menjalani pola hidup sehat. keempat, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. kelima, biasakan mengatur waktu dengan baik.
baca juga:guru berkarakter sekolah berbudaya
terkadang mungkin kita menghadapi pekerja yang memiliki gangguan kesehatan mental. untuk pekerja yang memiliki gangguan kesehatan mental tersebut kita harus memberikan dukungan. cara mendukung orang yang memiliki gangguan kesehatan mental untuk mempercepat pemulihannya, antara lain kita harus memahami kondisi orang tersebut. kedua, berhati-hati dengan ucapan anda. 
usahakan jangan menyinggung atau menekan perasaannya. ketiga, biasakan untuk menghargai orang yang mengidap gangguan kesehatan mental. keempat, jangan mengikuti halusinasi mereka, dan yang kelima adalah tidak berbohong.
pentingnya kesehatan mental di lingkungan kerja sehingga perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman. untuk menciptakan lingkungan kerja yang demikian, perusahaan harus menciptakan tempat kerja senyaman mungkin. 
baca juga:potensi timah bangka belitung dan pengelolaannya dalam sudut pandang islam
tempat kerja seperti ruangan yang bersih, kursi dan meja kerja yang rapi dapat menjadi salah satu penunjang tempat kerja yang nyaman. perusahaan juga harus meletakkan orang dalam posisi dan porsi yang tepat. orang yang bekerja pada posisi dan porsi yang tepat juga dapat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. 
kalau dalam strategi manajemen the right man on the right place, pekerja atau pegawai ditempatkan sesuai bidang, keahlian, dan potensi maka pekerjaan pun akan semakin maksimal dan berkualitas, sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai dengan harapan. 
selain itu, untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman perlu membangun komunikasi yang baik antar sesama rekan kerja satu tim maupun dari atasan ke bawahan. hal tersebut bermanfaat dan meminimalkan terjadi miss komunikasi. 
karena dalam dunia kerja manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa bekerja sendiri. berikutnya adalah membangun kebersamaan. ini baik dilakukan karena biasanya, ketika di tempat kerja setiap orang sibuk dengan diri sendiri sehingga sering melupakan orang lain. 
baca juga:gerakan literasi sekolah: picu minat siswa dalam menulis dan membaca
dengan membangun kebersamaan, maka dapat mempererat ikatan kekeluargaan di lingkungan kerja. selain itu untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman, jangan sungkan untuk saling memberi ide. 
usahakan untuk menciptakan atmosfer kerja yang saling suportif dan saling membangun agar saling terbuka dalam memberi ide-ide kreatif. 
jika hal tersebut sudah terbentuk, maka tidak ada lagi rasa sungkan untuk saling berdiskusi secara terbuka, bertukar pikiran dan berbagi ide untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal.
tidak semua orang beruntung memiliki lingkungan kerja yang sehat dan nyaman. oleh karena itu, ciptakan suasana kerja yang sehat dan nyaman di lingkungan kerja agar bekerja menjadi sesuatu yang menyenangkan sehingga  kesehatan mental bisa terjaga. membangun lingkungan kerja yang positif dapat dimulai dari diri sendiri.**
baca juga:tantangan: pendidikan karakter atasi krisis moral