CERPEN: Tak Ada Lagi Lahan Kosong untuk Kuburanku Nanti

Jumat 22 Dec 2023 - 20:03 WIB
Reporter : Budi Rahmad
Editor : Budi Rahmad

"Saya yang menentukan siapa boleh dimakamkan di sini dan siapa yang sudah tidak lagi boleh dimakamkan di sini," ucap pejabat itu. 

"Baiklah jika kalian tak ingin menggali, maka saya akan mendatangkan orang lain. Dan mulai hari ini kalian tak lagi bisa di sini," tukas pejabat itu seraya mengeluarkan ponsel dari saku celana.

Mereka bertiga terkejut, namun belum bergerak.  

"Baik, kami akan menggalinya," kata laki-laki itu dengan tegas.

Dua rekannya terkejut. Tak menyangka keputusan itu.

Segera ia mengambil cangkul yang ada di sisinya. Kemudian mulai mengambil posisi untuk menggali tanah.

Ia memberi anggukan kepada kedua rekannya untuk ikut menggali. Ia berpikir lebih baik ia yang menggali daripada membiarkan orang lain mengacak-ngacak kuburan kedua orang tuanya. Ia mencoba untuk menahan air matanya. Namun upaya itu tak berhasil. Ia tetap menangis. 

Ketika penggalian sudah semata kaki, pejabat itu pergi. Itu bertepatan dengan datangnya lima orang berseragam sebuah organisasi masyarakat. Sepertinya lima orang ini didatangkan untuk mengawasi mereka. 

Petugas pemasang tenda di sekitar kuburan juga mulai bekerja. Mereka menancapkan besi-besi. Tenda juga dipasang di luar areal pekuburan. Orang-orang mulai berdatangan. Jumlahnya makin lama makin banyak. 

Ia terus menggali tanpa berhenti. Satu jam lamanya. Air matanya terus mengalir di pipinya yang menghitam tersengat matahari. Ia terbayang wajah ayah dan ibunya. 

Ia merasa sangat bersalah. Ia berpikir mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan. Balasan untuknya karena telah banyak menghilangkan kuburan orang lain. Ia merasa sangat berdosa karena telah berkali-kali membuat kuburan baru di atas kuburan yang lain.

BACA JUGA:6 Kosakata yang tidak Perlu Gunakan Huruf H di Depan, Nomor 3 dan 4 Paling Sering

Di sisi lain, ia juga tak bisa membiarkan setiap jenazah yang datang tidak dikuburkan. Tidak mungkin. Siapapun yang mati dan diantar ke sini pasti akan dibuatkan kuburan. 

Ia terus menggali. Sesekali ia menyeka air matanya yang tumpah. Tak dihiaraukan pandangan kedua rekannya. 

Biarlah kali ini ia menggali kembali kuburan orang tuanya. Menggali kubur ayah ibunya untuk jenazah baru. Jenazah Wali Kota.(**)

 

Kategori :