CERPEN RUSMIN SOPIAN: Hari Ini, Ada Berita OTT di Surat Kabar

ilustrasi-koranbabelpos.id-

"Benar Pak. Keahlian kami hanya bertani dan bersawah. Nah kalau sawah kami dijadikan areal pertambangan, kami ini kerja apa? Penambang? Kami ndak paham. Ndak paham," sambung  Mbah Culun.

 

"Tapi kata bapak-bapak yang di atas, kami ini pembangkang karena menolak pembangunan. Apakah pembangunan harus merugikan rakyat?. Apa memang pembangunan harus mengorbankan rakyat kecil? Duh gusti, gusti. Memang begini toh nasib jadi wong cilik dan orang susah. Selalu tersusahkan dan disusahkan. Paling dihargai saat musim kampanye saja," sela Pak Bimbang.

 

Pada sisi lain, petinggi daerah dengan nada tegas menyatakan kehadiran perusahaan Pak Besar akan mampu mengubah daerah ini menjelma daerah yang berkembang dalam  upaya mengeskalasi  kesejahteraan masyarakat dan derajat kehidupan rakyat. 

 

"Kita memberi apresiasi yang luar biasa kepada Pak Besar, pengusaha lokal yang siap berjuang  demi kesejahteraan rakyat," jelas petinggi negeri dengan senyum mengembang. 

Senyum penuh kebahagiaan.

 

Hal senada juga terlontar dari mulut berbisa Pak Besar. "Kehadiran kami di sini untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk kepentingan rakyat daerah ini. Hanya itu niat saya. Tidak lebih dan tidak kurang," ujar Pak Besar dengan intonasi suara penuh senyum kemenangan.

 

Remi baru saja usai mandi. Ketukan pintu di rumah kontrakannya di gang sempit membatalkan niatnya untuk berganti pakaian. 

 

Pintu terbuka. Terlihat wajah Rifo teman sekantornya dengan senyum penuh sukacita.

 

Tag
Share