Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Sriwijaya

Ingin-Kembalikan Kejayaan Kopi Sriwijaya.-Agus Putra-

*Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto

YOGYAKARTA - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel Babel, Arifin Susanto menyatakan bahwa dirinya ingin mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya. Dia beralasan, saat ini Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia.

"Banyak yang gak tahu bahwa Sumsel adalah provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia. Bahkan Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ke-3 dunia setelah Brazil, dan Vietnam. Untuk itu, saya punya keinginan untuk mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya yang saat ini dikenal dengan Kopi Lampung, sehingga kopi Sriwijaya bisa mendunia," kata Arifin saat media gathering bersama wartawan Sumsel Babel di Hotel Griya Persada Yogyakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

Arifin mengatakan, saat ini produksi kopi di Sumsel mencapai 26,85 persen dari produksi nasional 774,96 ribu ton. Dengan produksi itu, kata dia, menjadikan Sumsel berada pada urutan pertama penghasil kopi terbesar di Indonesia.

Sedangkan diposisi kedua di susul Lampung dengan 116,26 ribu ton (14,68%) dan kemudian Sumatera Utara 80,87 ribu ton (11,16 %). "Makanya dengan kondisi ini, saya akan terus berupaya mendorong pengembangan kopi di Bumi Sriwijaya itu, sehingga Kopi Sriwijaya bisa menjadi kopi terbaik nusantara," tutur Arifin yang baru dikukuhkan pada 2 Juli 2024 lalu.

Arifin menyebut, ada beberapa strategi dirinya untuk mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya. Salah satunya ialah, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar jumlah minum kopi terbanyak di sepanjang Sungai Musi untuk memecahkan rekor MURI minum kopi terbanyak. "Gelaran minum kopi terbanyak rencananya akan digelar pada 13 Agustus mendatang. Kegiatan ini OJK akan bekerja sama dengan IKADIN dengan target ribuan peserta di Sungai Musi," beber Arifin.

Strategi selanjutnya, dikatakan Arifin, OJK akan membentuk Desa Ekosistem Keuangan Inklusif di Sumsel diantaranya di Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam. Bahkan rencananya, Desa Ekosistem Keuangan Inklusif juga akan dibentuk di Provinsi Bangka Belitung. "Program ini bertujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis pariwisata dan komoditi unggul perdesaan yang didukung oleh ketersediaan akses layanan jasa keuangan. Maka dari itu, untuk mewujudkan ini, kita juga akan melibatkan sejumlah pihak terutama pemda dan masyarakat," katanya.

Lebih lanjut Arifin menyampaikan bahwa ilayah lain di Sumbagsel produksi kopi terbesar ada di Provinsi Bengkulu, yang memiliki jenis kopi yang banyak dibutuhkan dunia yakni Kopi Robusta dan Kopi Arabika yang harganya sangat tinggi dipasaran. "Makanya saya menulis Mengembalikan Kejayaan Kopi Sriwijaya, karena Sumbagsel ini sejak zaman kolonial sudah terkenal dengan produksi kopinya yang nikmat bagi pencinta kopi," pungkas Arifin. (pas)

Tag
Share