WALIKOTA WALIKOTA PANGKALPINANG (Bagian Sepuluh)
Elvian--
Oleh: Dato’ Akhmad Elvian, DPMP
Sejarawan dan Budayawan
Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
PULAU Bangka dan Kota Pangkalpinang setelah sekian lama tidak dikunjungi oleh seorang Presiden, maka pada hari Selasa dan Rabu, Tanggal 27 dan 28 Juni 2006, kembali mencatat sejarah dengan didatangi orang nomor Satu di Republik Indonesia yaitu Presiden Keenam RI.
--------------
KEDATANGAN Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selain didampingi Ibu Ani Yudhoyono, juga mengikutsertakan beberapa menteri, seperti Menteri Dalam Negeri, M. Ma’ruf, Menteri Perhubungan, Hatta Radjasa dan Menteri Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi. Kunjungan Presiden ke Pulau Bangka dalam rangka membuka secara resmi Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Sungailiat pada hari Selasa malam, tanggal 27 Juni 2006 dan pada hari Rabu, tanggal 28 Juni 2006, Presiden RI mendengarkan paparan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, H. Hudarni Rani, SH dan Presiden pada saat kunjungan juga berkesempatan meresmikan Jembatan Air Layang yang peresmiannya dipusatkan di kantor Gubernur di kawasan Air Itam Pangkalpinang. Komplek perkantoran Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dibangun di Kelurahan Air Itam Kecamatan Bukit Intan, di samping kantor Gubernur di kompleks ini juga dibangun kantor Dinas/Badan dan kantor kantor instansi vertikal. Pada tanggal 5 Oktober 2006 terjadi demonstrasi besar-besaran oleh ribuan pekerja Smelter dan pekerja Tambang Inkonvensional yang berakhir rusuh dan anarkis dengan pengrusakan terhadap fasilitas dan Kantor Gubernur di Air itam, peristiwa ini dikenal dengan sebutan Babel Kelabu.
Ada hal menarik yang disampaikan Presiden untuk menjadi catatan pada saat kunjungannya ke Propinsi Kepulauan Bangka Belitung pada saat itu adalah ”Saat saya menginap di hotel dan jalan pagi di sekitar pantai, laut demikian indah, hamparan pantai yang mempesona dan burung camar berterbangan di langit. Pariwisata bisa menjadi sektor unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Sementara itu disela-sela kegiatan mendampingi kunjungan Presiden RI di Pangkalpinang, Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri bertemu dengan pengurus Tim Penggerak PKK dan berbagai organisasi wanita se-Kepulauan Bangka Belitung. Pertemuan yang digelar di Griya Timah Pangkalpinang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Juni 2006 berlangsung hangat dan dalam suasana penuh kekeluargaan serta ibu Presiden berkesempatan menyaksikan tarian penyambutan tamu Kota Pangkalpinang, Tari Pinang Sebelas, menyaksikan Bujang Dayang Kota Pangkalpinang mengenakan busana Cual, busana Adat dan busana Pengantin Paksian Pangkalpinang. Pakaian Pengantin Paksian Pangkalpinang adalah salah satu dari 90 tata rias pengantin dari 33 propinsi Indonesia dan mendapat penghargaan sebagai juara pertama dalam pergelaran dan tata rias pengantin se-Indonesia yang dilaksanakan di Sasana Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah Jakarta pada tanggal 17 dan 18 April 2005. Pakaian Paksian ini yang kemudian dipakai oleh Presiden Joko Widodo pada saat menghadiri Sidang Tahunan MPR,DPR,DPD RI pada hari Selasa tanggal 16 Agustus 2022.
Selanjutnya untuk melengkapi sarana dan pusat pengembangan agama Islam di Kota Pangkalpinang, pada masa Walikota Pangkalpinang, Drs. H. Zulkarnain Karim, MM, di kawasan Tuatunu Kecamatan Gerunggang dibangun Masjid Raya Pangkalpinang. Masjid ini dibangun dengan dana sebesar 7,5 milyar rupiah dan selesai pada Tahun 2008 dengan ukuran luas lantai dasar 748 m², luas lantai atas 490 m², luas teras 520 m², luas teras luar 1.296 m², bermenara setinggi 47,5 meter, panjang selasar 92 m², pondasi umpak 6 meter di atas lahan seluas 9.920 m². Masjid kemudian dilengkapi dengan 4 akses jalan menuju masjid serta aliran sungai. Pembangunan masjid dilaksanakan pada tanggal 19 maret 2006. Keunikan dari masjid raya Tuatunu Kota Pangkalpinang adalah kubahnya yang berbentuk buah Karet (simbol mata pencaharian masyarakat Tuatunu) dan terdiri atas 4 kubah di Empat sudut bernama sudut Abubakar Siddiq, sudut Umar Bin Khattab, sudut Utsman Bin Affan dan sudut Ali Bin Abi Thalib. Kemudian terdapat menara utama di sebelah Timur, dan atap teras berbentuk Lima pelana berderet yang menandakan sholat Lima waktu dan mencerminkan arsitektur vernakuler rumah tradisional masyarakat Tuatunu yang beratap pelana (rabung gudang), masjid juga dilengkapi dengan selasar khusus untuk orang lanjut usia dan disabilitas termasuk dengan tempat wudhunya. Sebagai perencana masjid adalah Ir. Hongky Listiadi seorang muslim keturunan Tionghoa. Walikota Pangkalpinang, Drs. H. Zulkarnain Karim, MM dalam sambutannya saat acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Tuatunu Pangkalpinang pada hari Jum’at tanggal 21 Oktober 2006 mengatakan, bahwa Masjid Raya Tuatunu akan dijadikan sebagai Masjid Raya untuk Kota Pangkalpinang.
Pembangunan Masjid Raya Pangkalpinang dilakukan secara bertahap dengan menggunakan dana dari Pemerintah Kota Pangkalpinang dan melalui swadaya masyarakat. Pemerintah Kota Pangkalpinang akan membantu pendanaan pembangunan masjid setiap tahunnya. Masjid Raya itu betul-betul milik masyarakat karena dana dari pemerintah kota sebesar sekitar 6 milyar rupiah diganti/ditukar masyarakat Tuatunu dengan sebidang lahan sekitar 40 hektar. Lahan di Kelurahan Tuatunu itu menurut Walikota Pangkalpinang, Drs. H. Zulkarnain Karim, MM direncanakan untuk pembangunan perumahan PNS Pemerintah Kota, perumahan Universitas Bangka Belitung dan perumahan STAIN Syaich Abdurrachman Siddiq, juga untuk perumahan Pengadilan Tinggi Agama/ Pengadilan Agama. Untuk merealisasikan perumahan tersebut telah dilakukan pembuatan akses jalan ke lokasi perumahan dari lahan Tampuk Pinang Pura dengan gerakan bakti TNI. Rencananya di atas lahan seluas 40 hektar tersebut akan dibangun sejumlah 2.200 rumah. Untuk land clearing lokasi perumahan PNS tersebut Pemerintah Kota Pangkalpinang pada tahun 2007 telah menyiapkan dana sebesar 1,2 milyar rupiah kemudian untuk tahap awal akan dibangun sebanyak 50 sampai dengan 100 unit rumah sebagai contoh dari 2.200 rumah yang akan dibangun. Realisasi pembangunan perumahan PNS ditandai dengan penandatanganan MoU antara Walikota Pangkalpinang dengan Menteri Perumahan Rakyat pada tanggal 29 April 2008. Ukuran rumah yang akan dibangun ada Tiga tipe dan akan didukung oleh BTN.
Dibangunnya masjid di kawasan Tuatunu didasari atas pertimbangan masih tersedianya lahan serta karena kawasan Tuatunu merupakan salah satu kawasan di Kota Pangkalpinang yang masyarakatnya mayoritas menganut agama Islam dan mereka masih sangat kental mempertahankan tradisi serta nilai-nilai budaya melayu. Setelah melalui tahap pembangunan selama 2 tahun 1 hari, masjid Raya Tuatunu akhirnya diresmikan penggunaannya oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN), Taufiq Effendi pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2008, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Menteri PAN pada saat peresmian masjid mengatakan, bahwa pembangunan masjid merupakan hal yang sangat membanggakan, saya melihat suasana di sini menunjukkan bahwa masyarakat Pangkalpinang adalah masyarakat yang agamis. Ini adalah hal yang luar biasa karena hakekatnya ciri ini adalah jatidiri bangsa. Sementara itu imam besar masjid Istiqlal Jakarta, KH. Ali Mustofa Yakub yang juga hadir pada saat peresmian masjid mengatakan, bahwa semua lapisan masyarakat agar dapat memuliakan masjid sebagai pusat ibadah, lebih lanjut dikatakannya lebih sulit membangun orang yang mau memakai masjid ketimbang membangun masjid. Membangun masjid bisa saja dilakukan dalam jangka waktu Dua tahun, tapi membangun orang yang mau ke masjid belum tentu bisa dilakukan selama Lima tahun. Beliau mengharapkan hal ini tidak terjadi di masjid Raya Tuatunu. Pada saat peresmian masjid dilakukan acara Nganggung Akbar yang dilakukan oleh masyarakat Tuatunu, mengundang sekitar 20.000 orang dan pada saat peresmian dilakukan uji coba beduk digital. Masjid Raya Tuatunu merupakan masjid digital pertama yang dilengkapi internet hasil kerjasama dengan PT. Telkom (Bersambung/***).