Rp 271 T, itu Nilai Kerusakan Alam Babel, Berapa Kerugian Keuangan Negara?

Jhohan Adhi Ferdian-dok-

BUMN  yang  berbentuk  Persero, terhadapnya  berlaku  segala  ketentuan  dan  prinsip-prinsip sebagaimana  diatur dalam  UU  PT, menjadi sebuah  konsekuensi  logis  ketika  perseroan  terbatas yang  merupakan  suatu  badan  hukum  yang  terdiri atas  persekutuan  modal,  maka  BUMN  berbentuk persero   yang   merupakan   badan   hukum,   akan terpisahkan  kekayaannya  antara  kekayaan  persero dan   kekayaan   negara   (R.   Subekti,   2005),   yang berujung   pada   ketika   BUMN   mengalami   suatu kerugian,   kerugian   ini   tidak   dapat   disamakan dengan kerugian negara.

Dalam penanganan tindak pidana  korupsi, unsur  penting  yang  menjadi  acuan  utama  adalah untuk   membuktikan   terjadinya   kerugian   negara, sebagaimana  mengacu  pada  Pasal  2  dan  Pasal  3 UU   

Tipikor.   Meskipun   pembuktian   terjadinya kerugian   negara   menjadi   penting.

berdasarkan setiap    uraian    sebagaimana    telah    disampaikan sebelumnya,  bahwa  sesungguhnya  status  persero sebagai  badan  hukum  adalah  memiliki  kekayaan yang   berbeda.   Jimly   Asshiddiqqie   pun   sepakat bahwa kekayaan badan hukum adalah terpisah dari kekayaan  pendirinya  yang  melakukan  penyertaan di  dalam  badan  hukum  tersebut,  dalam   hal  ini adalah negara (Jimly Asshiddiqie, 2006). Pemisahan  ini  juga  lantas  menimbulkan adanya konsekuensi persero untuk memisahkan diri dari   pengaruh   negara   untuk   dapat   melakukan tindakan hukum maupun dalam tindakan melakukan  bisnis  tanpa  perlu  adanya  intervensi dari   pemerintah,   sehingga   ketika   persero   telah menjadi   entitas   terpisah   dari   negara,   tindakan-tindakan    yang    diambil    oleh    BUMN    adalah dianggap  sebagai  tindakan  hukum  yang  dilakukan oleh  suatu  badan  hukum  yang  mandiri,  demikian pula  dengan  tanggung  jawab  atas  setiap  tindakan, bahkan yang berujung pada kerugian.

Kekayaan    BUMN    adalah kekayaan   yang   terpisah   dari   kekayaan   negara, dikarenakan   kekayaan   negara   didalam   BUMN hanya  sebatas pada  jumlah saham  yang disertakan, sehingga,  dalam  hal  terjadi  kerugian  oleh  BUMN, hal  tersebut  tidak  lantas  menjadi  kerugian  negara, melainkan kerugian dari BUMN itu sendiri, kecuali dapat   dibuktikan   bahwa   ada   terjadi   penjualan saham   negara   pada   BUMN   tanpa   memperoleh persetujuan   maupun   izin   dari   negara   sebagai pemegang   saham   tersebut,   hal   tersebut   dapat dikategorikan  sebagai  perbuatan  melawan  hukum baik    itu    dalam    bentuk    kesengajaan    maupun kelalaian,    sehingga    berdasarkan    hal    tersebut, kerugian   tersebut   dapat   dikategorikan   sebagai kerugian negara.

Posisi PT. TIMAH sebagai BUMN dari kepanjangan pemerintah untuk “berbisnis” menjadikan pemerintah yang seharusnya berperan sebagai REGULATOR malah "memonopoli" sendiri, Karena tugas negara melalui Kementerian adalah regulator bukan sebagai pemain (operator), apa jadinya jika dalam suatu pertandingan bola, wasit merangkap pemain?, padahal diberbagai Negara justru tidak memiliki Kementerian BUMN. Seperti Singapura yang memiliki BUMN tapi tidak dibawah Kementerian BUMN. Dia di bawah kementerian terkait, misalnya Pertamina di bawah kementrian ESDM. Tidak digabung jadi satu dalam kementerian.

Terakhir, Kerusakan alam memang imbas dari pertambangan, sekalipun 271 triliun seperti yang digembor-gemborkan media tergolong besar, tapi hal itu membuktikan bahwa Bangka bukan daratan yang punya timah, tetapi sebaliknya, butiran timah yang membentuk sebuah daratan, dan saat ini kita sedang berada diatasnya.***

 

Tag
Share