Babel Catat Inflasi Tahunan Terendah Ketiga se-Nasional
--
PANGKALPINANG - Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2024, secara bulanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,01% (mtm).
Komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan utamanya disumbang oleh komoditas cabai merah, ikan selar dan ikan ekor kuning. Secara tahunan, angka inflasi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yaitu 1,57% (yoy). Di samping itu, inflasi tahunan Bangka Belitung merupakan tingkat inflasi yang terendah ketiga se-Nasional setelah Gorontalo dan Sulawesi Utara.
Inflasi tahunan pada Desember 2024 terutama disumbang oleh komoditas sigaret kretek mesin (SKM), emas perhiasan, dan minyak goreng. Secara spasial, tercatat 4 Kabupaten/Kota IHK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi bulanan yaitu Kabupaten Belitung Timur dengan inflasi paling tinggi sebesar 1,17% (mtm), diikuti Kota Tanjung Pandan sebesar 1,11% (mtm), Kabupaten Bangka Barat sebesar 0,57% (mtm), dan Kota Pangkalpinang sebesar 0,26 (mtm).
Kabupaten Belitung Timur mengalami inflasi bulanan sebesar 1,17% (mtm) dan secara tahunan inflasi sebesar 1,38% (yoy). Inflasi bulanan ini terutama bersumber dari komoditas ikan ekor kuning, daging ayam ras, dan udang basah.
Kota Tanjung Pandan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,11% (mtm) dan secara tahunan inflasi sebesar 1,68% (yoy). Inflasi bulanan ini terutama bersumber dari komoditas cabai merah, ikan selar, dan ikan ekor kuning.
Kabupaten Bangka Barat mengalami inflasi bulanan sebesar 0,57% (mtm) dan secara tahunan terjadi deflasi sebesar 0,30% (yoy). Inflasi bulanan ini terutama bersumber dari komoditas bayam, minyak goreng, dan ikan tamban. Sementara itu, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,26% (mtm) dan secara tahunan inflasi sebesar 0,76% (yoy). Inflasi bulanan ini bersumber dari komoditas cabai merah, kangkung dan ice cream.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S Tamawiwy menyampaikan bahwa capaian inflasi Bangka Belitung yang terjaga stabil sepanjang HBKN Nataru di Bulan Desember merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi dan kolaborasi dalam pengendalian inflasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, serta stakeholder terkait lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Rommy mengingatkan bahwa pada awal tahun 2025, meskipun terdapat tantangan seperti banjir musim penghujan, gelombang tinggi dan angin kencang akibat fenomena La NIna, langkah antisipatif dapat diambil untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan. "Dengan pengelolaan distribusi yang baik serta dukungan terhadap sektor pertanian, dampak potensial terhadap inflasi dapat diminimalkan, sehingga perekonomian tetap terjaga stabil," ujar Rommy, Senin (6/1/2025).
Dalam rangka merespon potensi risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia bersama TPID terus memperkuat program pengendalian dalam kerangka kebijakan 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif). Untuk menjaga keterjangkauan harga pangan di masyarakat, telah dilaksanakan 222x operasi pasar bersinergi dengan Pemerintah Daerah, Bulog dan distributor sepanjang tahun 2024.
Untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan di masyarakat, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memperkuat program ketahanan pangan melalui penambahan luas tanam padi 6.000 ha di wilayah Kabupaten Bangka Selatan untuk mengoptimalkan program swasembada pangan sekaligus memberikan penyaluran 336 Bibit Bawang Merah kepada PKK Provinsi Bangka Belitung oleh Provinsi Bangka Belitung.
Dari sisi kelancaran distribusi, sepanjang tahun 2024 Bank Indonesia Bangka Belitung telah memfasilitasi pelaksanaan KAD B2B komoditas cabai rawit dengan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, KAD B2B komoditas daging sapi dengan Provinsi Lampung, KAD B2B komoditas bawang merah, aneka cabai dan sayuran dengan Kabupaten Bandung.
Selain itu, telah dilaksanakan penandatangan MoU KAD B2B komoditas daging sapi beku antara Koperasi Pengendali Inflasi Kabupaten Belitung Timur dengan Bulog Cabang Belitung sekaligus memfasilitasi pengiriman pasokan 10 ton daging sapi beku di Kab. Belitung Timur.
Sementara itu, dalam implementasi komunikasi yang efektif, Bank Indonesia bersama TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bangka Belitung juga telah melaksanakan HLM (High Level Meeting), capacity building TPID se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan sidak pasar untuk memastikan inflasi ke depan tetap terjaga.
Kedepannya, melalui sinergitas dengan seluruh pihak tersebut, Bank Indonesia berharap agar inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali ke dalam kisaran target 2,5%±1% pada akhir tahun 2025 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(pas)