RESIDENTSHUIS TE PANGKALPINANG OP BANGKA BELITUNG

Akhmad Elvian-screnshot-

OLEH: Dato’Akhmad Elvian, DPMP, CECH

Sejarawan dan Budayawan 

Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 

    

PANGKALPINANG didirikan pada masa kesultanan Palembang Darussalam, masa Sultan Susuhunan  Ahmad   Najamuddin   1   Adikusumo   (Tahun   1757-1776).   

-------------

PADA saat  Inggris berkuasa   di   Pulau   Bangka,   masa   residen   M.H.   Court   (Tahun   1812-1816)  yang   menjadi residen atas Palembang dan Bangka, Pangkalpinang (stockade of PangkalPinang) dijadikan Satu distrik dari Empat distrik di Pulau Bangka.   Distrik Pangkalpinang   terletak   di   wilayah  South-East division. Setelah serah terima kekuasaan dari Kerajaan Inggris kepada Kerajaan Belanda berdasarkan konvensi atau Traktat London, pada tanggal 10 Desember 1816, Pangkalpinang dijadikan Satu distrik (onder afdelingen).  Sejak itu dibangunlah   rumah   untuk   Kepala   Distrik   Pangkalpinang  atau  Administrateur  van Pangkalpinang. Berdasarkan foto Digital Collections Leiden University Libraries Title: Residentshuis Te Pangkalpinang Op Bangka, bahwa sekitar Tahun 1885-1895, bangunan rumah Administrateur van Pangkalpinang sudah tampak seperti bangunan sekarang lengkap dengan favilliun untuk tamu yang menginap. Kepala Distrik di Pulau Bangka bertugas sebagai kepala pemerintahan distrik (bestuur) dan   merangkap   sebagai   kepala   penambangan   Timah   (tin minning),   sering  disebut dengan controlleur atau Tuan Kongsi. Dalam pelaksanaan tugasnya controlleur dibantu oleh seorang demang distrik. Distrik Pangkalpinang terdiri atas underdistrik Pangkalpinang, underdistrik  Boekit,  underdistrik   Moendobarat,  underdistrik Moendotimoer, dan underdistrik Penagan. 

Pada   tanggal   3   September   1913,  ibukota   Keresidenan   Bangka   dipindahkan   dari Mentok ke Pangkalpinang. Pemindahan ibukota keresidenan Bangka dari Kota Mentok ke Kota Pangkalpinang, sekaligus memisahkan antara pengelolaan administrasi pertambangan dengan   administrasi  pemerintahan   dan   Kota   Mentok   kemudian   menjadi   pusat   kegiatan penambangan   Timah  Bangka   dengan   pendirian   kantor   pusat   BTW   (Hoofdbureau Bankatinwinning) pada Tahun (Anno) 1915 Masehi.  Serah  terima jabatan Residen Bangka dilaksanakan di Kota Mentok antara residen yang lama R.J. Boers kepada residen yang baru A.J.N.   Engelenberg  (Residen  R.J.   Boers  menggantikan  Residen  W.J. Coonen   yang   diangkat menjadi Gubernur di Pulau Sulawesi). Rumah kediaman Administrateur van Pangkalpinang atau rumah Controlleur, kemudian dijadikan rumah kediaman residen Bangka (Residentshuis Te Pangkalpinang Op Bangka) dan De Administrateur van Pangkalpinang atau Controlleur Pangkalpinang terakhir yang menempati rumah  adalah J. Duiter dan R.J. Koppenol. Setelah itu Controlleur, pindah dan menempati rumah (woonhuis te Pangkalpinang) yang terletak di sisi Barat  Landraad (pengadilan).  Rumah  mulai ditempati  residen  pada tanggal  3 September 1913, dan residen pertama menempati rumah adalah A.J.N. Engelenberg (masa pemerintahan 1913-1918 Masehi).  Pada awal pemerintahannya A.J.N. Engelenberg dibantu oleh demang Pangkalpinang Raden Achmad yang kemudian diangkat menjadi demang ter beschikking  (demang pembantu residen). Sebagai demang pengganti untuk Pangkalpinang, kemudian diangkat Achmad bin Kaliman yang pada waktu itu menjabat sebagai demang di Toboali. Selanjutnya secara berurutan Residen Bangka yang mendiami rumah residen adalah Doornik W (memerintah pada Tahun 1918-1923 Masehi), Fraser JJ (memerintah pada Tahun 1923-1925 Masehi),  J.E.   Edie  (memerintah   pada   Tahun   1925-1928   Masehi),   Haze Winkelman  WD  (memerintah  selama  tiga  bulan  pada  Tahun  1928  Masehi),   Hooyer   DG (memerintah pada Tahun 1928-1931 Masehi), dan Starhamer HM (memerintah pada Tahun 1931-1934   Masehi).   Pada  masa   Residen   Starhamer  HM,  Pangkalpinang  menjadi  ibukota Keresidenan Bangka dan Belitung dengan pulau-pulau di sekitarnya (Residentie Bangka, Billiton en Onderherichgheiden), atas dasar ordonansi tanggal 2 Desember 1933, Stbl. Nomor 565, terhitung tanggal 11 Maret 1933. 

Dalam peta Resident Bangka en Onderh. Opgenomen door den Topografischen dienst in 1928-1929 Blad 34/XXV d. Reproductiebedrijf Topografische dienst, Batavia 1931 Auteursrecht Voorbehouden (Stbl 1912 No.600), sebagai   ibukota   keresidenan,  terdapat   beberapa   bangunan   penting   di   Kota Pangkalpinang   sebagai   fasilitas   pemerintahan   dan   untuk   kepentingan   masyarakat   (publik) sebagai ciri satu kota yang sudah maju. Bangunan-bangunan tersebut dicatat dalam peta sebagai berikut,  yaitu;   rumah  Resident   (R)  (Residentshuis   te  Pangkalpinang   op  Bangka)   dan  rumah Controleur   (C);  Kantoor   v/d   Tinwinning   (Kantor   Banka   Tin   Winning   Bedryf; Hospitaal/Hoofgebouw van Het Ziekenhuis van de Banka Tin Winning te Pangkalpinang (rumah sakit);  ‘sLandsgevangenis  (sekarang   penjara   lama   yang   berfungsi   sebagai   Rupbasan); Kampement v/d Veldpolitie (Polisi/Lapangan/Perkemahan yang posisinya berada di asrama polisi sekarang);  Gouvts, pasanggrahan  (Pesanggrahan Gouvernement sekarang difungsikan menjadi kantor   Bank   Indonesia);  Post-telegraaf-en   telefoonkantoor  (Kantor   Pos   dan   telegraf Pangkalpinang);  Landraad  (kantor  pengadilan   Pangkalpinang);  Residentiekantoor  (kantor Residen,   terakhir   menjadi   kantor  gubernur   sementara,   ketika   provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung   baru   dibentuk);  Politiekantoor  (Kantor   Polisi);  Opiumregie  (Gudang   Opium); Tennisbaan  (Lapangan   Tenis);  Zoutpakhuis   (Gudang   Garam,   posisinya   tepat   disisi   Utara Kantoor B.O.W); Kantoor B.O.W/Burgerlijke Openbare Werken  (kantor PU, sekarang menjadi Bank Sumsel Babel);  Societeit   de Harmonie  (Panti  Wangka);  Pasanggrahan v/d Tinwinning (Pesanggrahan BTW); Europ. Lagere School (sekarang SMK Negeri 1 Pangkalpinang); Bureau 3e Opnemingsbrigade (Inklusi Office 3 Brigade/ Kantor 3 brigade penarikan, sekarang posisinya beberapa   rumah   sederet   Museum   Timah   Indonesia  Pangkalpinang);  Dienstwoningen   v/d Top.dienst (Service apartments v/d atas diensi); HCS/Holl.Chin.school (sekarang SMP Negeri 1); Bioscoopgebouw  (gedung Bioskop);  Chin.school  (sekolah China   yang   terletak   di  sisi   Timur kelenteng Kwan Tie Miau dan pernah menjadi bioskop Golden serta sekarang menjadi bangunan yang berfungsi sebagai sarang burung Walet);  Pasarloodsen  (Gudang Pasar/Pasar Induk/Pasar Besar); Gouvts. Pandhuisdienst (kantor Layanan Pegadaian); dan Volkscredietbank (Bank Kredit Rakyat). Untuk dua kantor terakhir posisinya berada di lokasi Pasarloodsen (Gudang Pasar/Pasar Induk/Pasar Besar).

Setelah   Starhamer   HM   yang   menjadi   residen   dan   menempati rumah residen adalah   Mann  CJ  (memerintah   pada   Tahun   1934-1942   Masehi),   dan    P. Brouwer  yang memerintah sampai masa awal pendudukan Jepang. Pemerintahan Jepang di Keresidenan   Bangka   Belitung   berpusat   di   Kota  Pangkalpinang   dilakukan   dengan   sistem pemerintahan   semi   militer   atau   pemerintahan  Facisme  yang   disebut  Bangka   Belitung Gunseibu.  Susunan   sistem   pemerintahan   yang  dilakukan   mirip   seperti   yang   dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda, untuk residen disebut syu cho kan, controlleur disebut guacho dan   lurah   disebut   dengan  soncho.   Residen  Jepang   atau  syu  cho   kan  sebagai   kepala pemerintahan Bangka Belitung Gunseibu, juga menempati rumah residen Bangka Belitung. Kemudian   setelah  masa  kemerdekaan,  residen   yang   memerintah   di  Pangkalpinang  dan menempati  rumah residen  yaitu  Masjarif Datuk  Bendaharolelo,  bekas ketua  Bangka  Syu Sangikai,  dengan   gelar   residen  pada   tanggal   12   Oktober   1945  dan  Residen C. Lion Cachet (Masa setelah Agresi Militer Belanda I hingga Pengakuan Kedaulatan Tahun 1946-1949), selanjutnya residen  R.  Soemarjo   yang ditetapkan pada  tanggal 22 April 1950 sebagai Residen  Bangka   Belitung.   Pulau   Bangka selanjutnya ditetapkan menjadi kabupaten yang terdiri atas 5 kewedanaan dan 13 kecamatan. Residentshuis Te Pangkalpinang Op Bangka  atau rumah residen di samping sebagai rumah kediaman residen Bangka dan residen Bangka Belitung, kemudian pernah ditempati oleh  syu cho kan  pada masa Jepang dan setelah terbentuknya Kota Kecil, Kota Praja dan Kotamadya Pangkalpinang di bawah Propinsi Sumatera Selatan, rumah ini menjadi rumah dinas  beberapa Walikota termasuk PJ. Walikota Pangkalpinang Budi Utama. 

Setelah Kemerdekaan dan terbentuknya Kota Kecil Pangkalpinang Tanggal 14 November 1956, favilliun  rumah Residen pernah dijadikan sebagai kantor untuk perkantoran daerah otonom Kota Kecil Pangkalpinang  di samping itu  sebagian  lagi  berkantor di Jalan Garuda  (Jalan Mayor Muhidin) depan Firma A. Aziz Machmud, serta sebagian lagi berkantor di kantor yang terletak di Jalan Balai.Pangkalpinang.  Residentshuis   Te   Pangkalpinang   Op   Bangka  atau   rumah   residen (Sekarang rumah Dinas Walikota Pangkalpinang dulu beralamat di Resident Straat 1 dan setelah maklumat Pemerintah tentang Pekik Merdeka sebagai Salam Nasional, tanggal 31 Agustus 1945, Resident Straat diubah namanya menjadi Jalan Merdeka Nomor 1, terletak pada kawasan pusaka bersejarah civic centre Pangkalpinang atau dulu berada di kluster Eropa (europese wijk) berada pada 02º07’14” LS-106º06’46” BT (48 M 0624805 mU- 9765577 mT). Masyarakat Bangka menyebutnya sebagai rumah besar karena bangunannya besar dengan 10 pilar  pada teras yang menghadap ke arah Selatan, dengan bentuk atap limasan. Pada sisi Utara atap bangunan terdapat Dua gardu pandang atau serleka yang berfungsi tempat santai atau berangin angin (Ontspannen) yang terhubung dengan tangga ke bagian dalam rumah serta terdapat Sumur sebagai sumber Air Rumah Residen. Bangunan rumah residen bergaya arsitektur Eropa, ditandai dengan banyaknya pilar, pintu utama tinggi dan besar menghadap ke arah alun-alun Selatan berjumlah Tiga Pintu serta dilengkapi  jendela  dan lubang ngerancang  berjumlah banyak sebagai media sirkulasi udara. Bangunan rumah terdiri atas bangunan inti dan  paviliun  pada sisi Timurnya.  

Selanjutnya Di halaman depan  rumah  terdapat Dua meriam  kuno  dari tipe sundut berukuran panjang 128,5 cm, diameter pangkal 42 cm dan diameter ujung 16 cm. Sedang dua dudukan meriam memiliki ukuran panjang 132,5 cm dan tinggi 63 cm. Pada bagian ujung meriam tertulis angka Tahun 1840, sedangkan pada kedudukan meriam terdapat angka Tahun 1857 serta tulisan AGW. Masing-masing meriam memiliki mulut berdiameter 7,5 cm yang   menandakan   ukuran   kalibernya.  Kedudukan  astronomis  meriam  adalah 02º71'210" LS dan 106º06'761" BT.*** 

    

 

Tag
Share