Pilkada 2025 dan Kedewasaan Kita
Ahmadi Sopyan-screnshoot-
Mari kita tunjukkan bahwa Pilkada Pangkalpinang dan Bangka 2025 nanti adalah ajang pesta demokrasi yang patut menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Kita berharap calon yang ada adalah putra-putri daerah Babel yang dapat memberikan teladan, inspirasi dan nilai-nilai kepemimpinan yang baik untuk generasi hari ini dan berikutnya. Jangan lagi ada tindakan-tindakan memalukan oleh para Timses dan kesombongan serta keangkuhan calon yang merasa hebat. Tak ada tindakan kebodohan dan caci maki yang dapat merusak citra kebudayaan kita sebagai masyarakat Melayu yang dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat. Tak perlu lagi menaikkan pamor dengan menjatuhkan lawan melalui isu-isu dan fitnah apalagi caci maki. Karena sesungguhnya kita adalah satu. Satu keluarga, satu nusa satu bangsa, satu tanah air dan satu negeri, tak perlu ada caci maki.
Dalam Pilkada nanti, tak perlu ada kebencian antar tetangga, antar kawan apalagi antar saudara dan keluarga hanya karena pilihan berbeda. Tetap tegur sapa, sepakbola bersama, mancing bersama, tahlilan bersama, gaple bersama, ngopi bersama dalam canda dan tawa, walaupun pilihan berbeda, itu baru dewasa. Hanya ada satu dalam diri kita, bahwa kebersamaan jauh lebih indah dan bermanfaatkan daripada menebar kebencian, karena itu akan menggerogoti nilai-nilai kedewasaan dalam diri kita. Pada titik nadirnya, kesuksesan akan sulit kita raih karena hati dipenuhi sikap hasud, iri dengki dan benci.
Kedewasaan sikap para calon dan timses dalam Pilkada akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat merangkul semua golongan tanpa memandang apa dan siapa, mendukung atau tidak mendukung. Kedewasaan juga akan menempatkan kita pada posisi, yang menang tidak membusungkan dada dan yang kalah jangan ngiret kaleng (gila), kecuali yang memang sudah gila sebelum Pilkada. Misalnya, terlalu uphoria karena merasa berjasa atas kemenangan Kotak Kosong dan rada-rada gimana ya? Ah, sudahlah.....
Salam Pilkada 2025!(*)