Menanti 'Jamu' untuk Para Pelaku Usaha dan Perbankan

Jumat 17 May 2024 - 18:30 WIB
Oleh: Budi Rahmad

Sektor ekonomi terdiri dari Sektor pertanian, pertambangan, industri, LGA, Konstruksi, Perdagangan, Pengangkutan, Jasa Dunia Usaha, Jasa Sosial, dll. Dengan total Growth Maret 2024 sebesar 12.40% (yoy). Dan Growth maret 2024 sebesar 2.18% ytd.

Dan pangsa pasar sebesar 100.00 % per maret 2024. Dan kontribusi yoy(%) maret 2024% maret 2023 sebesar 2.47% yoy. (3) Dari sisi supply, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan. Dengan KI yang semakin ketat sebesar -0.68 di susul oleh total perbankan -.90 dan KK sebesar -1,18, dan KMK sebesar -1,91. (4) Serta didukung ketahanan likuiditas yang memadai. 

Adapun untuk Demand, bisa dilihat dari  Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi & RT. Hal ini tecermin dari tingkat penjualan dan investasi korporasi yang masih tumbuh serta ekspektasi penghasilan konsumen yang meningkat. Indikatornya bisa dilihat dari 4 (empat) point yaitu;

(1) Kinerja investasi korporasi masih tumbuh positif, tecermin dari penjualan dan investasi korporasi. Terlihat dari data yang menunjukkan kenaikan dari penjulan sales YTD Rp T (rhs), sales 12M Rp T (rhs), dengan g. sales 12M (%yoy) sebesar di Q1 sebesar 1.42(%yoy), dan Q2 sebesar 1.93(%yoy), dan g. Capex 12M (%yoy) dengan Q1 sebesar 8.22(%yoy), dan Q2 sebesar 8,36 (%yoy) di tahun 2024. 

(2) Potensi investasi masih tinggi seiring dg tk utilisasi yg jg tinggi terutama pd sektor  kontributor utama spt industri, perdagangan, dan pertambangan. (3) Dari sisi RT, pertumbuhan konsumsi masih terjaga, terutama didorong oleh konsumsi sektor terseir. 

Jenis konsumsi berupa: a) Makanan dan minuman selain restoran (Primer), b) pakaian, alas laki dan jasa perawatannya(sekunder), c) perumahan dan perlengkapan RT ( Sekunder), d) Kesehatan dan Pendidikan ( Tersier), e) Transportasi dan Komunikasi ( Tersier), f) Restoran dan Hotel (Tersier), g)lainnya(Tersier).   Dengan jumlah konsumsi RT (rhs) terakhir sebesar 4.37. (4) Ke depan konsumsi RT diprakirakan tetap tumbuh seiring dengan indeks ekspektasi penghasilan yang meningkat. Dengan angka Indeks Ekspektasi Penghasilan di tahun 2024 sebesar 139,41 . 

“Jamu” Kenaikan BI Rate Melonggarkan Likuiditas

 

Penguatan implementasi kebijakan makroprudensial loggar tersebut untuk  mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dengan dua kebijakan yaitu:

(1) memperkuat kebijakan insentif likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan melalui perluasan cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif , perdagangan, listri-gas-air bersih (LGA), dan jasa sosial, serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor yang berlaku mulai 1 Juni 2024. 

Pembiayaan Sektor Prioritas Maks 2,2% meliputi : a. Hilirisasi (Minerba dan Non Minerba maksimal 0,8 persen) b. Perumahan, termasuk Perumahan Rakyat maksimal 0,4 persen) c. Pariwisata, termasuk ekonomi kreatif maksimal 0,5 persen) d. Sektor Otomotif, Perdagangan, LGA dan Jasa Sosial maksimal 0,5 persen) 

Kedua Tambahan Sektor Pendukung Ekonomi Merupakan terbaru dan termasuk bagian sektor-sektor otomotif, perdagangan, LGA dan jasa sosial maksimal 0,5 persen) dengan ditambahkan fitur penyesuaian penguatan kebijakan KLM sebagai berikut: pertama, memperluas cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik-gas-air bersih (LGA), dan jasa social (2) Mempertahankan : a. Rasio Contercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, b. 

Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%; c. Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) Syariah sebesar 3,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 3,5%. Selain kebijakan yang mendorong pertumbuhan kredit dan menjaga sistim keuangan, BI juga mendorong keuangan inklusif  dan hijau. terkait Green Maks 0,5% Memberikan insentif kepada sektor hijau sebesar o,5 persen. Jamu manis yang diberikan oleh BI, diharapkan mampu menggerakkan iklim bisnis bagi para pelaku usaha dan perbankan untuk mengucurkan kreditnya dalam mengalirkan darah perekonomian.

Tetap Optimis 

Kebijakan Pro Growth yang  diluncurkan oleh BI dalam menjaga pertumbuhan kredit yang diperkirakan sbs 10-12% pada 2024 dan meningkat  ke 11-13% pada 2025. Kebijakan makroprudensial longgar akan dipertahankan di tahun 2024. Penguatan KLM diharapkan mampu meningkatkan likuiditas bank dalam mendukung pertumbuhan kredit, Dimana  pencapaian insentif likuiditas menjadi sebesar 3,4% sebesar Rp. 81 Trilyun dari Rp. 165 T menjadi 246 T pada saat penerapan awal, sehingga di akhir 2024 diperkirakan mencapai 3,6% (tambahan likuiditas ±Rp115T dari Rp165T menjadi ±Rp280T). 

Tetap optimis Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dan mendukung pertumbuhan kredit 2024.Ketahanan perbankan tecermin dari permodalan yang kuat dan risiko kredit yg menurun, serta didukung kemampuan bayar korporasi dan Risiko RT yang masih terjaga. Sehingga Pro Stability dan  Pro Growth tetap terjaga hingga akhir 2024-2025, Semoga.**

Kategori :