Ketika Zulkifli kembali ke rumah hari itu, dia sangat lelah karena kurang tidur. Dia meminta anggota keluarga untuk tidak mengizinkan siapa pun mengetuk pintu kali ini.
BACA JUGA: Kisah Nabi Saleh AS dan Unta dari Dalam Batu, Kaum Tsamud Menolak Risalah
Namun Iblis dengan tipu muslihatnya kembali mengetuk pintu dan berusaha mengganggu tidurnya agar tidak bisa berpuasa, shalat, dan berpikir untuk membuatnya marah.
Ketika dia mengetuk pintu kali ini, anggota keluarga Zulkifli menolak untuk membukanya tetapi Iblis bertekad, dan muncul di dalam rumah di sebelah kamar Zulkifli dan mulai mengetuk pintu kamarnya.
Zulkifli akhirnya menyadari bahwa Iblis memasuki rumah sementara pintu tetap tertutup dan dia menyadari bahwa orang yang berdiri di depannya adalah Iblis dan bertanya kepadanya.
“Apakah kamu musuh Tuhan?”
Iblis mengakui bahwa dia adalah Iblis dan berkata, “Kamu telah menggagalkan semua rencanaku dan menggagalkan semua usahaku untuk memikatmu pada rancanganku. Aku bermaksud membuatmu marah, supaya salah satu klaimmu di hadapan Ilyas bisa dibuktikan salah.”
Karena episode inilah laki-laki tersebut diberi gelar Zulkifli, sebuah gelar yang berarti “pemilik, atau pemberi, imbalan atau bagian ganda.
Padahal awalnya, Nabi Zulkifli AS memiliki nama asli Basyar, namun ketika ia menjadi seorang raja, namanya berubah menjadi Zulkifli.
Ketabahan dan Kesederhanaan Nabi Zulkifli AS ketika menepati janjinya kepada Raja Syam yaitu Nabi Ilyas AS.
Nabi Zulkifli AS berpuasa siang hari, mengurus penduduk, dan beristirahat. Pada malam hari, Nabi Zulkifli terus beribadah. Dan karena itulah Allah SWT memuji kesabaran Nabi Zulkifli dalam Al-Quran (Q.S Al-Anbiya: 85-86).
Nabi Zulkifli juga berhasil menggagalkan godaan Iblis selama menjadi raja. Iblis datang dalam berbagai wujud, termasuk menjadi rakyat jelata.
Sifat Adil dan Bijaksana dari Nabi Zulkifli AS dikenal sebagai nabi yang luar biasa sabar, adil, bijaksana, dan sederhana meski sudah menjadi raja.
Kisah Nabi Zulkifli mengajarkan umat Muslim tentang kesabaran, ketakwaan, dan integritas dalam kepemimpinan.***