Kita meyakini dengan pasti bahwa iman itu dapat bertambah juga dapat berkurang. Iman akan bertambah dengan amal ketaatan. Iman akan berkurang dengan amal kemaksiatan dan dosa.
Melemahnya iman seseorang tentu ada tanda-tandanya. Ada banyak sekali. Tanda-tanda lemahnya iman ini harus kita pahami dengan baik. Selalu kita ingat. Selalu kita jadikan bahan muhasabah dan evaluasi diri setiap hari.
Dengan mengenali tanda lemahnya iman, kita berhadap kepada Allah ‘azza wajalla agar kita mampu mengendalikan diri sehingga kita memiliki kesempatan untuk menjaga iman kita agar tidak terus merosot.
Apa saja tanda lemahnya iman?
Pertama: Malas melaksanakan amal ketaatan dan cenderung meremehkannya
Tanda lemahnya iman yang paling mudah dikenali adalah tumbuhnya rasa malas untuk melaksanakan amal ketaatan. Tanda yang lebih serius dari itu adalah meremehkan amal ketaatan. Terutama yang sifatnya amal tambahan atau nafilah.
Jika pun mau melaksanakan amal ketaatan, itu dilaksanakan dengan penuh kemalasan.
Persis seperti firman Allah ‘azza wajalla ketika menyebutkan beberapa sifat orang munafik yang suka malas mengerjakan shalat.
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa’: 142)
Orang yang malas melaksanakan amal ketaatan, tumbuh dari sikap kurangnya rasa kepedulian terhadap hukum dan keutamaan amal ketaatan tersebut. Akhirnya ia mulai meremehkan kedisiplinan waktu pelaksanaan amal ketaatan. Seolah, ia telah kehilangan harapan besar untuk mengharap pahala dari Allah ‘azza wajalla.
Tanda lemahnya iman berupa malas ibadah ini terwujud dalam sikap menunda pelaksanaan haji padahal ia mampu, mundur dari medan perang padahal dia mampu untuk maju, menunda pelaksanaan shalat wajib padahal tidak ada uzur, bermalas-malas mendatangi shalat Jumat padahal dalam kondisi longgar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ عَنِ الصَّفِّ الأَوَّلِ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِى النَّارِ“Tiada henti-hentinya suatu kaum mengakhirkan dari shaf pertama sehingga Allah mengakhirkan mereka dalam neraka.” (HR. Abu Daud No. 679)
Ketika ia tidur, sama sekali tidak memiliki kewaspadaan jika saja tidurnya melampaui jadwal waktu shalat. Bahkan ia tidak berhasrat untuk mengqadha shalat yang ia tinggalkan.