Akew kembali menatap panggung hiburan pesta kawinan itu. Penyanyi itu masih menarikan goyang paku. Sorak sorai penonton terus berdesis. Lirik lagunya harmoni dengan alunan jiwanya.
Tapi penyanyinya yang membuat dirinya tak bisa pulang. Tersandera oleh kemanjaan sang penyanyi. Terkungkung oleh gairah malam sang penyanyi.
" Mas harus membantu saya. Menjadikan saya penyanyi terkenal. Mas kan bisa menulis profil saya di koran atau media sosial. Mas kan punya banyak relasi media. Kalau saya terkenal dan tersohor seperti mereka, Mas akan bahagia juga," ujar Mira penyanyi dangdut yang dikenalnya dalam perjalanan di kareta api dengan diksi manja sambil memeluknya dan menghadiahkannya sebuah kecupan bergairah.
Dan gairah malam Mira yang menggebu bak kuda lumping pula yang membuat Akew belum bisa kembali berkumpul. Tersandera.
Terkungkung oleh manis madunya gejolak asmara muda Mira yang membuat daya hidupnya seakan menjadi manusia muda yang baru terlahir kembali walaupun tanpa harga diri sebagai lelaki sejati. Tersandera dengan aksi malam penyanyi dangdut yang bercita-cita jadi pesohor dangdut.
"Kamu masih mau bertahan di rumah Mira? Melihatnya tiap malam bergoyang bersama pria-pria lain? Mana harga dirimu sebagai lelaki, Bung," ujar Suhar.
BACA JUGA:Cerpen Adiba Abdillah, SD Negeri 5 Tukak Sadai: Ngangkat
"Mira itu memanfaatkan kepandaianmu menulis untuk popularitas namanya. Kalau dirinya sudah tersohor, kamu akan dicampakkannya di got bersama tikus-tikus got ," lanjut Suhar dengan diksi kesal.
Akew hanya tersenyum kecut mendengar ocehan sahabatnya itu. Rembulan tersenyum. Bintang pun bersinar terang.