Oleh: Syahril Sahidir
Wartawan Senior
BERTANYA kawanku tentang kelakuan kawan temannya yang politisi.
''Apa yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi Ketika dinas luar ke suatu daerah yang hampir tiap pekan mereka lakukan?''
Bermunculan jawaban yang hadir yang aneh-aneh. Ada yang ngomong jalan-jalan, ada yang bilang nyari batu cincin, ada yang bilang ke pusat perbelanjaan, bahkan ada yang sampai ngomong nyari tukang pijat.
''Semua salah!'' jawab penanya tadi.
Semua yang hadir menebak, pasti si penanya mau menjawab bahwa yang dilakukan para wakil rakyat yang terhormat itu adalah mengadakan pertemuan di tempat tujuan sesuai tujuan Dinas Luar (De-eL) yang mereka lakukan. Normatif.
''Hal yang mereka lakukan adalah keluarkan map, minta cap di tempat tujuan, dan tanda tangan SPJ. Selanjutnya terserah Anda,'' ujar si penanya tertawa lepas.
''Tapi kan akan dilanjutkan dengan agenda penting di tempat pertemuan itu. Mungkin ada yang perlu dipelajari dan diketahui untuk dibawa ke daerah saat pulang nanti?'' ada yang menyela, sebenarnya sih pura-pura membela.
''Nggak penting juga,'' jawab si penanya. ''Bukankah semuan yang mau ditanya, dijelaskan, dipelajari sudah lengkap cukup dengan membuka google?''
''Jadi Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, semua yang ditanyakan itu sudah lengkap di google. Tinggal buka...'' demikian penjelasan dari tempat yang mereka tuju.
Dengan penjelasan itu, dapat ditebak apa acara selanjutnya? BUkankah urusan dengan google bisa dilimpahkan ke staf?
Satu hal yang jelas, di era digital dengan Jarak informasi dunia sekalipun tak lebih dari sejengkal sekarang ini, apakah itu tidak pemborosan?
Ini bukan bicara sah tidak sah, karena itu pasti sah, maklum sudah diketok palu. Silahkan hitung setiap anggota dewan dengan berbagai tingkatan itu mendapat jatah De-eL dalam setiap bulannya, lalu setiap tahunnya, lalu dalam 5 tahunnya, lalu kalikan jumlah anggota dewannya?
Lalu, hasilnya untuk rakyat apa?