Ratusan Ha Sawah di Belitung Kering Kerontang, Petani Pastikan Gagal Panen?

Tanah Sawah yang Sudah Retak-retak Kekeringan. -screnshot-

KORANBABELPOS.iD.- Peran pemerintah ditunggu.  Tak adanya curah hujan belakangan ini tak hanya mengancam kebakaran hutan dan lahan saja.  Tapi kekeringan yang nyata sudah menimpa ratusan hektar sawah petani di Pulau Belitong.  

Fakta itu salah satunya terlihat di areal persawahan di Danau Nujau Desa Gantung.  Kekeringan  yang nyata disertai dengan tanah yang retak-retak melanda sedikitnya 120 ha sawah di lokasi itu.  Bahkan beberapa petak sawah dipastikan gagal tanam karena petani tidak sanggup mengairi lahan mereka yang memang tadah hujan.

Anggota kelompok tani Sumber Rezeki, Sulaiman alias Leman mengatakan, kekeringan lahan miliknya karena selama ini mengandalkan curah hujan sebagai cara pengairan. Bukan tidak ada saluran irigasi, namun petak sawahnya miliknya lebih tinggi.

"Petak sawah saya ini hanya mengandalkan curah hujan karena irigasi yang ada tidak mengalir," ujarnya di lokasi persawahannya yang kekeringan.

BACA JUGA:Kekeringan Ancam Indonesia

Dengan nada sedih ia memastikan sawahnya gagal panen, dan kerugian antara Rp 6-7 juta itu pasti.

"Kerugian perhektar diperkirakan tiga jutaan (Rp) karena inikan baru pengolahan dan penanaman. Kalau sampai penyemprotan biaya perhektar sekitar Rp. 6 hingga Rp.7 juta," jelas Leman.

Leman berharap, ada perhatian segera dari pemerintah agar lahan sawah yang mengalami kekeringan dapat segera dialiri air. 

"Saat ini saya tinggalkan dulu sawah dan bertanam palawija di lahan kering. Kalau ini (sawah) dipastikan gagal," ujarnya Leman miris.

Air Kolong Tercemar Tambang

Ketua Gabungan Kelompok Tani Danau Nujau Lizar Ketika dihubungi menyatakan lahan sawah dari seluruh kelompok tani mencapai 800 hektar. Namun untuk musim tanam April-September, ditanami sekitar 120-an hektar. 

BACA JUGA:Ribuan Hektar Lahan Rawa Bakal Disulap jadi Sawah

Sementara itu, anggota Kelompok Tani Mekar Jaya, Ujang mencoba memaksimalkan sisa air di parit dekat saluran irigasi dengan cara menyedot menggunakan mesin. Walau begitu, Ujang berharap ada solusi yang cepat dari pemerintah.

"Ini (air) juga dari parit dan belum tentu layak untuk sawah. Kami berharap ada solusi cepat dari pemerintah. Memang sudah ada upaya meninggikan debit air bendungan Pice tapi naiknya hanya 1 senti perhari, jadi tidak tahu kapan airnya akan sampai kesini," jelas Ujang.

Tag
Share