CERPEN: Kebaikan Hati Si Beruang Madu

Mutiara Tazkia Althafunnisa-Dok Pribadi-

Di saat ia tengah berjalan, ia melihat seorang anak manusia berusaha menjatuhkan buah dari sebuah pohon. Beruang bersembunyi dibalik pohon lain yang sangat besar juga dipenuhi semak-semak.

 Beruang berdiam diri untuk memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan. Akhirnya Beruang memutuskan untuk memberikan madu miliknya secara diam-diam kepada si anak.

Beruang terus menunggu hingga saat yang tepat hingga akhirnya si anak menoleh karena beberapa teman si anak datang. Mereka berbincang-bincang dan Beruang pun memulai aksinya.

Ia mengambil lima toples madu dari gerobak lalu merangkak mendekati pohon tempat si anak dan teman-temannya. Beruang meletakkan madu yang ia bawa dibalik pohon tempat anak tadi ingin mengambil buah lalu pergi. 


--ilustrai sceenshoot internet

Beruang melempar batu ke batang pohon dekat pohon ia menaruh madu. Anak-anak yang tadi berbincang terkejut dan memeriksa ke belakang pohon tempat madu karena mengira suara tadi berasal dari sana. 

Betapa terkejutnya mereka melihat lima toples madu dari balik pohon. Mereka berseru senang dan berlari ke arah desa warga.

Setelah melihat anak-anak tadi pulang kerumah mereka, Beruang bergegas untuk pulang juga. Ia mendorong kembali gerobak lalu meninggalkan pinggiran hutan menuju ke gua tempat tinggalnya. Ketika ia sampai dirumahnya, hari sudah sore.

Langit sudah berubah warna menjadi jingga dan merah muda yang menyatu. Beruang meregangkan badan. Ia merasa bahagia hari ini. Berbagi dan menolong sesama sangatlah menyenangkan.

Satu bulan telah berlalu sejak terakhir kali Beruang membagikan madunya. Kali ini ia akan kembali berbagi madu, tepatnya esok hari. Beruang kini tengah duduk di kursi santainya. 

Ia sedang menikmati angin malam yang terasa sejuk. Bulan bersinar terang malam ini. Beruang tersenyum mengingat besok ia akan berbagi madu miliknya. Entah mengapa rasanya begitu menyenangkan. Tak terasa malam semakin dingin. Beruang segera membereskan barangnya. Ia masuk dan bersiap-siap tidur lalu dengan cepat ia terlelap.

Hari kesukaan Beruang tiba. Ia bangun dengan perasaan bahagia dan senyumnya yang tak lepas dari wajah  sampai ia melihat setiap pojok rumahnya kosong. Beruang terdiam. “Ada apa ini? Mengapa kosong? Semalam banyak tumpukan madu disini?” pikir beruang itu. 

Sekarang Beruang telah kehilangan semangatnya. Ia begitu sedih sehingga terlihat lemas sekali. Dengan lesu ia berjalan keluar gua dan mulai mencari madu di setiap tempat.

Ia sudah memasuki tengah hutan. Ia juga sudah bertemu dengan banyak hewan dari tadi, dan hewan-hewan itu pun menanyakan keadaannya. Tetapi Beruang hanya diam saja seolah tidak ada apa-apa disekitarnya. 

Ia terus berjalan sampai langit sudah berubah menjadi jingga menandakan jika sudah sore. Dan dengan lesu, ia akhirnya berbalik badan dan berjalan pulang dengan mencoba merelakan apa yang sudah terjadi.

Tag
Share