HMI Desak Pemkab Basel Bertindak Sigap Tangani DBD

--

KORANBABELPOS.ID TOBOALI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menelan korban di Bangka Selatan (Basel) disorot Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Babel. Melalui Sekretaris Umum Korps HMI-Wati (KOHATI) HMI Cabang Babel, Fitri Napisa, mendesak Pemkab Basel sigap menanganinya.

Fitri Napisa mengingatkan, jika terlambat ditangani DBD sangat berbahaya dan berdampak fatal bagi penderitanya.  "Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah. Gejala DBD yang terlambat dikenal dan diobati dapat menyebabkan perdarahan dalam berbahaya," tegas mahasiswi kebidanan Institut Citra Internasional Babel ini.

Fitri menyoroti kasus DBD dan DD yang sudah sangat tinggi di Basel, hingga 156 kasus dan sudah ada korban jiwa balita.

BACA JUGA:367 Warga Basel Terserang DBD, Bupati Riza Intruksikan Gotong Royong

"Menurut data pada pekan ke 2 bulan Mei 2024 jumlah warga yang terkena DBD menembus 156 kasus. Menurut data tersebut adalah jumlah warga Bangka Selatan yang terjangkit DBD dan DD sejak periode Januari hingga Mei 2024 menembus 156 kasus. Mirisnya dari ratusan kasus itu menyebabkan dua orang balita meregang nyawa," ujarnya. 

Jumlah tersebut menurutnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. "Total kasus DBD dan DD sudah 156 kasus. 79 kasus DD dan 77 kasus DBD serta seorang balita meninggal dunia," imbuhnya.

Data yang dipegang Fitri, sebaran kasus DBD yang paling banyak ada di wilayah Kecamatan Toboali dengan 49 kasus disusul Tukak Sadai 18 kasus dan Airgegas 5 kasus, Simpang Rimba 4 kasus dan Kecamatan Payung 1 kasus.

BACA JUGA:Alasan Urusan Penting, Pinjam Motor Malah Dijual

Fitri mendesak Pemkab Basel cepat tanggap menangani penyebaran DBD dan DD dengan melakukan berbagai macam tindakan pencegahan.

"Kemudian kita minta  kepada Pemkab Basel untuk sadar akan pentingnya kesehatan masyarakat terutama di musim penghujan karena DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti pasti meningkat. Jadi pemerintah harusnya sadar akan hal tersebut untuk dapat bekerja sama dengan tim kesehatan, turun ke lapangan dan memberikan beberapa tindakan pencegahan kepada masyarakat seperti memberikan vaksin atau memberikan obat Abate untuk memperpendek siklus perkembangan larva nyamuk, sehingga larva nyamuk akan mati sebelum menetas agar setidaknya dapat mengurangi jumlah penduduk yang terkenal DBD," imbuhnya.

BACA JUGA:Kasus DBD Sebabkan Dua Anak MD, HAKLI Turun Tangan ke Sekolah

Selain itu, perlu upaya pencegahan agar nyamuk Aedes Aegypti tidak bersarang dengan menerapkan 3 M, yaitu menutup, menguras dan mengubur.  "Kemudian berikan Vaksin DBD karena vaksin demam berdarah juga sudah disetujui oleh BPOM RI. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak antar pemberian dosis per 6 bulan sebagai cara pencegahan demam berdarah sudah dapat diberikan pada orang-orang yang berusia 9-45 tahun" ujarnya.

Sebagaimana diberitakan harian yang sama edisi sebelumnya, Pemkab Basel akan memberikan bubuk abate kepada warga masyarakat. Selain itu, pihak kelurahan Toboali juga akan melakukan gotong royong bersama masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk. (*)

BACA JUGA:Dinkes Babel Tangani 819 Kasus DBD

Tag
Share