Kisah Nabi Muhammad SAW di Perang Uhud, Tadahi Darah Agar Tak Tumpah ke Bumi

ilustrasi-sreenshot-

Mendengar jawaban itu, para sahabat bertanya lagi, mengapa engkau tidak mendoakan para musuh Allah agar celaka?

Dan dijawab Nabi Muhammad SAW:

"Sungguh aku tidak diutus untuk melaknat, melainkan berdakwah dan menyebarkan Rahmat kepada semesta alam (Rahmatan Lil Alamin)"

Dilansir dari berbagai sumber, Pada perang Uhud ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. 

Tentara Islam saat itu berjumlah 1000 orang namun dihasut oleh Abdullah pimpinan kaum munafikin dari Madinah.

Sehingga kaum munafik saat itu mundur dari medan perang yang berjumlah 300 orang, sehingga jumlah tentara kaum muslimin yang mengikuti Perang Uhud Fisabilillah yakni berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang.

BACA JUGA: Kisah Nabi Saleh AS dan Unta dari Dalam Batu, Kaum Tsamud Menolak Risalah

Sebelum peperangan, pasukan muslimin telah menguasai seluruh jalur perdagangan yang menghubungkan Makkah dengan Syam dan Irak. 

Mereka melakukan pencegahan atas suku Quraisy sehingga tidak dapat melewati kedua jalur tersebut. Jalur perdagangan yang tersisa bagi suku Quraisy adalah jalur perdagangan dari Makkah ke Habasyah. 

Pada saat ini, pasukan muslimin juga menjadikan yatsrib/madinah sebagai basis aman untuk kegiatan dakwah dan pangkalan militer.

Di sisi lain, pasukan musyrikin dari suku Quraisy mengumpulkan laba hasil perdagangan untuk dipakai membeli perbekalan dan senjata serta menyewa pasukan.

Pengelolaanya diserahkan kepada Abu Sufyan bin Harb. Sedangkan kaum musyrikin di Madinah dan sekelilingnya sebagian besar mengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslimin di Madinah. 

Mereka tidak ikut dalam peperangan dan memilih untuk menetap di pemukiman mereka.

Di Madinah juga tidak ada lagi penduduk yang berasal dari kaum Yahudi. 

Ini terjadi setelah pengusiran Bani Qaynuqa' akibat melanggar perjanjian damai. 

Tag
Share