Jangan Salah Paham Soal Hari Kasih Sayang, Valentine’s Day?

ilustrasi-ilustrasi-

Saat itu, tindakan Santo Valentine dianggap sebagai melawan peraturan kerajaan sehingga ia harus mendapat hukuman.

Pada tahun itu, Claudius sedang getol menghimpun anak muda untuk mau jadi tentara kerajaan guna menakhlukan kerajaan yang lain.

Namun hanya sedikit anak muda yang bersedia menjadi prajurit dan membuat raja Caludius murka atas peristiwa tersebut.

Caludius berpikir kalau anak muda dilarang menikah maka dia akan suka rela menjadi prajurit kerajaan karena hatinya tidak lagi terpaut dalam keluarga.

Bagi pihak gereja tertentu, tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta.

Santo Valentine dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang sehingga, tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.

Versi yang lain/kedua:

Dengan tokoh yang sama yakni Santo Valentine, hari valentine berawal dari sebuah ritual berdarah dan mengerikan yang disebut 'Lupercalia'.

Lupercalia adalah festival pagan kuno yang diadakan setiap tahunnya di Roma pada tanggal 13 sampai 15 Februari.

Festival ini berisi perayaan berdarah yang dipenuhi dengan kekerasan, seksualitas, perjodohan, dan juga hewan kurban.

Seekor kambing dan anjing dikorbankan oleh para pria dan para wanita dicambuk dengan kulit hewan yang dikorbankan.

Tujuan dari festival tersebut adalah untuk menangkal roh jahat dan melawan ketidaksuburan dan dirayakan pada abad 6 SM.

Selama festival, perjodohan juga dilakukan bagikan lotere, di mana pria mengambil nama wanita dari wadah.

Laki-laki dan perempuan yang menjadi hasil undian itu akan berpasangan selama festival, dan bahkan bisa lebih lama.

Legenda seputar kehidupan Santo Valentine Legenda umum mengisahkan bahwa seorang pria bernama Valentine dieksekusi oleh Kaisar Romawi Claudius II.

Tag
Share