Kemiskinan Makin Mencekik, Buah Pahit Ekonomi Kapitalistik

Nurul Aryani-Dok Pribadi-

Oleh: Nurul Aryani, Aktivis Dakwah Islam

 

BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merilis data penduduk miskin di Babel mencapai 78,58 ribu orang pada September 2024. Penduduk miskin dicatat bertambah 8,6 ribu orang dalam enam bulan dibandingkan pada Maret sebelumnya. (Wow Babel, 17/01/25)

 

Sedangkan secara nasional, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengatakan, sebanyak 3,1 juta penduduk Indonesia masuk kategori miskin ekstrem yang berarti mereka hidup dibawah Rp 10.739 per hari. (Nasional.kontan.co.id, 5/2/25)

 

//Buruknya Distribusi Kekayaan Dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme

Problem ekonomi faktanya berputar pada permasalahan distribusi harta dan jasa pada seluruh individu rakyat, serta bagaimana memampukan rakyat dalam memanfaatkan barang dan jasa, dengan cara memberi kesanggupan mereka untuk mendapatkan dan mengusahakan keduanya.  Dengan kata lain, problem ekonomi adalah distribusi, bukan pada produksi. (Al-Waie, 2020)

 

Nahasnya penerapan ekonomi kapitalisme diberbagai negara termasuk di Indonesia telah menyebabkan kemiskinan struktural yang sangat memprihatinkan. Dalam konsep ekonomi kapitalisme ada kebebasan bagi setiap individu untuk menimbun sebanyak-banyaknya kekayaan. 

 

Bahkan, para kapital (pemilik modal) adalah penguasa sesungguhnya yang sering mempengaruhi kebijakan sebuah negara agar berpihak pada keuntungan duniawi mereka. Akibatnya distribusi kekayaan hanya berputar dikalangan para pemilik modal. 

 

Kesempatan mengakses berbagai barang dan jasa juga terbuka lebar bagi pemilik modal. Akibatnya harta tidak terdistribusi merata. 

Tag
Share