Sidang Tipikor Tanam Pisang Tumbuh Sawit, Bos Sawit Kompak Tak Tahu

Sidang Tipikor Tanam Pisang Tumbuh Sawit.-Reza Hanafi-
Tumpang Tindih Lahan Konsesi PT NKI
PANGKALPINANG - Persidangan Tipikor tanam pisang tumbuh sawit, dengan 5 terdakwa, H Marwan (mantan Kadis LHK Bangka Belitung), Ari Setioko (Dirut PT NKI) dan 3 PNS yakni Dicky Markam, Bambang Wijaya dan Ricki Nawawi berlanjut. Sidang di Pengadilan Tipikor Pangkalpinang, Kamis (20/2),
menghadirkan langsung 3 bos perusahaan sawit sebagai saksi.
Tiga bos sawit tersebut adalah, Datuk H Ramli Sutanegara, (PT SAML), Desak K Kutha Agustini (PT BAM) dan Raden Laurencius Johny Widyotomo (PT FAL).
Walau sidang pemeriksaan saksi belum tuntas, namun sedikit-banyak sudah mengungkap kondisi yang ada. Salah satu dari hasil pemeriksaan 2 saksi yakni Raden Laurencius Johny Widyotomo dan Datuk H Ramli Sutanegara. Dari keterangan keduanya kalau perusahaan perkebunan mereka ternyata baru tahu masuk ke lahan konsesi PT NKI yang 1500 hektar di tahun 2024.
Dari pengakuan 2 bos besar tersebut kalau perusahaan mereka berani merambah lahan NKI berlandaskan hasil telaah dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH).
“Awalnya saat mengajukan tahun 2023 tidak masuk dalam konsesi PT NKI. Baru tahu setelah 2024,” kata Datuk Ramli.
Sementara itu dari pengakuan Johny, PT FAL bisa berinvestasi perkebunan sawit 824 hektar berawal tawaran Kades Subariat. Saat ditawari ternyata ada 3 perusahaan yang berminat salah satunya adalah PT FAL.