Hari Tani Ditunggangi Elite?

Sabtu 21 Sep 2024 - 17:48 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

PENGAMAT politik dari Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), Muhammad Chaerul menilai gerakan buruh menjelang Hari Tani Nasional (HTN) pada 24 September mendatang, dinilai semakin jauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani.

---------

MENURUTNYA, aksi tersebut telah bergeser ke ranah politik yang justru membosankan dan merugikan para petani.

“Yang diperjuangkan dalam aksi ini seharusnya menyentuh kebutuhan mendasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun sayangnya, isu yang diangkat lebih kepada kepentingan politik. Ini semakin membingungkan dan bahkan menimbulkan kejenuhan di kalangan petani,” ujar Chaerul kepada awak media, Sabtu, 13 September 2024.

BACA JUGA:35 Anggota DPRD Kabupaten Bangka Ucapkan Sumpah dan Janji di Hari Pelantikan

“Masyarakat umum sudah bosan dengan tingkah dan kegaduhan mereka mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal menunggangi isu hari tani demi kepentingan elit buruh,” sambung dia.

Chaerul menilai, gerakan semacam ini tidak murni memperjuangkan hak-hak petani, melainkan menyisipkan agenda politik terselubung.

Ia juga menyoroti dampak negatif aksi tersebut terhadap masyarakat umum, terutama pengguna jalan yang terganggu oleh kemacetan akibat demonstrasi.

Chaerul mengkritisi narasi yang beredar di media sosial, di mana tuntutan para demonstran justru menjurus kepada isu politik dengan seruan Tangkap dan Adili Jokowi.

“Masa dalam demo Hari Tani isu yang diangkat adalah tangkap dan adili Jokowi? Ini perihal yang tidak masuk akal. Fokus seharusnya adalah pada kesejahteraan petani, tapi isu politik justru yang ditonjolkan,” tegasnya.

Ia juga menilai bahwa tuntutan semacam ini membuat esensi peringatan Hari Tani Nasional hilang.

BACA JUGA: Sudah 1,5 Tahun Disandera, Pilot Susi Air Philip Mehrtens Berhasil Dibebaskan

Apa yang seharusnya menjadi momentum untuk memperjuangkan hak-hak petani kini dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu.

“Masyarakat sudah bosan melihat kegaduhan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, padahal yang diuntungkan hanya kelompok politik tertentu,” kritik Chaerul.

Ia mengimbau agar masyarakat lebih kritis dalam menyikapi aksi-aksi semacam ini, terutama yang sarat dengan muatan politik.

Kategori :