Jalan Sawah Rias Rusak Bak Kubangan Kerbau

Rabu 07 Aug 2024 - 03:00 WIB
Reporter : Admin
Editor : Noperma

TOBOALI - Jalan produksi sawah Desa Rias mengalami rusak parah hingga terbentuk kubangan di tengah jalan. Hal ini menghambat para petani untuk mengangkut panen dan susah dilewati.  Di lokasi jalan dengan panjang kurang lebih 400 meter tersebut, para petani terlihat kesulitan melewatinya. Padahal jalan tersebut merupakan akses yang menghubungkan 2 kelompok tani di Rias.

Tak hanya jalan yang rusak, fasilitas penunjang juga minim. Jembatan yang ada terbuat dari kayu hasil gotong royong antar petani dan sudah tidak layak lagi karena banyak papan yang rapuh.

Salah satu Petani Rias SN menyebutkan bahwa, sejak pertama kali pindah ke Rias jalan produksi tersebut tak pernah mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah.  "Saya sudah 12 tahun di sini, tetapi jalan tersebut tak pernah ada perbaikan dari pemerintah, padahal jalan produksi tersebut digunakan oleh 2 kelompok tani yang diketuai oleh Topo dan Warno," sebutnya, Selasa (06/08).

Disebutkannya, anggota kelompok tani sudah berulang kali menyampaikan kepada ketua kelompok meminta perbaikan jalan tersebut untuk mempermudah akses mesin Combine ketika panen. Namun sampai sekarang tidak ada tindakannya.

Ia juga merasa aneh, kelompok tani lainnya memikiki akses jalan yang bagus tetapi mereka tidak diperhatikan. Ia menduga mungkin hanya orang dekat saja yang mendapatkan akses jalan bagus.  "Saya merasa aneh saja, milik kelompok lain aksesnya jalan produksinya diperbaiki, tetapi ini jalan kami yang terdapat 2 kelompok tani malah gak ada perhatiannya, parahnya sudah belasan tahun," sebutnya.

Petani lainnya, Pur juga mengeluhkan kondisi jalan ini. Ia harus menunggu mesin Combine memanen sawahnya di ujung jalan produksi yang rusak, baru sawah punya dia bisa dipanen.

Pasalnya, sawah milik Pur tepat berada di samping jalan rusak, apalagi akses jembatan terbuat dari kayu yang sudah tidak layak untuk dilalui. Akibatnya, saat masa panen harus mengeluarkan biaya angkut karung padi sebesar Rp10 ribu per karung.  "Bayangkan kalau  5 - 10 kali angkut berapa biaya yang dikeluarkan," cetusnya.

"Jalan rusak ini tentunya menambah biaya bagi para petani, sudah jalan rusak, panen sawah di ujung jalan melewati jalan ini, sudah rusak malah tambah rusak," terangnya.

Diakuinya, sempat ada orang dari Pemda datang menayakan jalan yang rusak itu. Namun perbaikannya mau dilakukan saat petani sudah menanam bibit. Hal ini  padi beresiko merusak sawah petani."Kami tidak menghalangi pembangunan apalagi akses jalan ini jadi baik, namun alangkah lebih baiknya dimusyawarahkan dulu bersama teman - teman kelompok lainnya, kapan waktu yang tepat untuk memperbaikinya," harapnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait