Perjalanan Panjang Keluarga Indonesia, Akhirna Boleh Menetap di Australia

Jumat 07 Feb 2025 - 22:09 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

Sejak saat itu Jonathan tinggal di Surabaya, meski Martin kembali ke Melbourne di tahun 2017 dengan niat membawanya kembali setelah keluarganya memiliki cukup uang.

Karena Jonathan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Indonesia bersama kakek-neneknya, ia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan atau 'automatic migration health waiver' untuk anak-anak yang hidup dengan disabilitas.

Keringanan ini diperkenalkan oleh pemerintah Australia tahun lalu dan mengharuskan anak-anak tinggal di Australia setidaknya selama lebih dari separuh hidup mereka.

Lily mengatakan kalau ia yakin babak baru bersama keluarganya yang lengkap di Australia akan berarti lebih menghormati dan mengakui kesetaraan bagi Jonathan sebagai seorang yang hidup dengan disabilitas.

"Berbeda dengan mengikuti tes bahasa Inggris jika seseorang ingin bermigrasi, [disabilitas] berada di luar kendali kami," katanya.

"Saya berharap tidak ada lagi diskriminasi, terutama dalam hal keuangan, terhadap anak-anak penyandang disabilitas."

ABC sudah menghubungi Departemen Dalam Negeri untuk memberikan tanggapan.

Sebelumnya, Departemen Dalam Negeri mengatakan kepada ABC kalau mereka tidak mengomentari kasus-kasus individual.

"Ini adalah akhir dari perjalanan panjang kami," kata Lily.

"Kami bisa mulai mewujudkan rencana masa depan untuk keluarga kami, untuk putra-putra kami."***

 

Kategori :